bloguez.com

Thursday, January 21, 2010

Burung Hud-Hud menghantar surat dakwah...

Sebelum menyambung kisah yg lepas, sedikit info mengenai Kerajaan Saba'.

Kerajaan Saba merupakan salah satu kerajaan kuno terbesar di daerah Yaman yang hadir pada tahun sebelum Masehi dan sebelum Islam disebarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Ibu kotanya adalah Maa’rib, sebuah kota di dekat Sana’a, ibukota Yaman sekarang. Sangat besarnya kekuasaan kerajaan ini, para sejarawan menyimpulkan bahwa luas daerah wilayahnya lebih luas dari wilayah Yaman sekarang. Banyak ahli yang menyebutkan bahwa Habsyah yang sekarang dikenal dengan Etiopia dahulunya masuk ke dalam kawasan kekuasaan kerajaan Saba.


Yang menjadikan kerajaan ini masuk ke dalam catatan sejarah Al-Quran adalah adanya salah satu ratu yang memerintahnya iaitu Ratu Balqis. Namun banyak di antara ahli tafsir yang mengatakan bahwa nama tersebut masuk ke kalangan umat Islam dengan media Israiliyyaat, dongeng turun temurun orang Israel yang mereka akui bersumber dari kitab Taurat.

Terlepas dari hal itu, Ratu Balqis menjadi orang ketujuh-belas yang memerintah kerajaan Saba’. Yang memerintah sebelumnya adalah ayahandanya, raja Hadhad bin Syarhabil. Para sejarawan beranggapan bahawa Ratu Balqis menaiki takhta menggantikan ayahnya disebabkan tidak adanya anak putra yang dilahirkan untuk menggantikannya. Dalam masa pemerintahannya sebagai kepala kerajaan, Ratu Balqis banyak menerima cobaan dan ujian berat. Semua itu membuktikan kepiawaiannya sebagai ratu yang berhak dan kompetennya untuk memimpin kaum dan rakyatnya. Sejak diangkat sebagai ratu, para ahli dan pembesar kaumnya tidak yakin dengan kepemimpinan seorang wanita. Banyak hasrat yang dipendam oleh raja-raja di sekitar Saba untuk menakluk dan menguasai kerajaan ini. Salah satunya adalah Raja ‘Amr bin Abrahah dengan jolokan nama Dzul Adz’ar.


Maka datanglah Dzul Adz’ar dengan segenap bala tentaranya untuk menakluk kerajaan Saba’ dan menawan ratunya. Namun dengan kebijaksanaan dan pengawasan yang tajam yang dimiliki Ratu Balqis, Dzul Adz’ar tewas dengan tusukan pisau di lehernya. Dan semenjak itu Balqis memerintah kaumnya dengan penuh hikmah, adil dan bijaksana. Dalam kekuasaannya, Saba' meraih kegemilangan. Salah satu pencapaian yang diukir oleh Ratu Balqis adalah dengan terbinanya empangan yang terkenal "Sad (Empangan) Maa’rib". Nama kerajaan ini menjadi terkenal di kawasan Arabia dan sebahagian Eropah. Dalam sejarah Yunani kuno disebutkan bahawa pada zamannya terjadi transaksi perdagangan di antara pedagang-pedagang Saba dan Yunani. Bahkan para pedagang Yunani yang telah mengunjungi kerajaan Saba menyebutkan bahawa masyarakat Saba merupakan masyarakat yang memiliki tamadun peradaban paling maju di era itu.


Pada saat kerajaan Saba di bawah pemerintahan ratunya sedang berada dalam puncak kegemilangan, Nabi Sulaiman Alaihissalam telah menjadi salah satu raja terkenal di antara Bani Israil di kawasan Palestina (Syam). Sulaiman dikaruniakan Allah kemampuan untuk berkomunikasi dan menakluk golongan haiwan dan jin. Maka tidak hairanlah jika dari skala bala tentara, jumlah yang dimiliki Nabi Sulaiman lebih besar daripada bala tentara Saba'.


Berbalik pada cerita si hud-hud kelmarin. Setelah mendapat perintah daripada Nabi Sulaiman, maka burung hud-hud pun membawalah surat dakwah yang dikirim oleh baginda kepada Ratu Balqis. Hud-hud terbang kembali menuju ke Saba' dan setibanya di atas istana kerajaan Saba' dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas takhtanya. Baginda terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Baginda lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi:

"Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri."


Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu. Hal ini diabadikan dalam Al-Quran sebagaimana Balqis berkata:

“Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)” (An-Naml: 32)

Ketika itu Kerajaan Saba telah terkenal di antara raja-raja lainnya sebagai salah satu kerajaan terkuat dengan bala tentaranya yang tangguh. Maka para menteri ketika membaca surat itu menganggap bahawa Sulaiman meremehkan mereka.Maka para menteri itu berkata:

“Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu. Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”. (An-Naml: 33)

Hal ini mengisyaratkan bahwa mereka lebih memilih perang daripada berserah diri kepada kekuasaan Sulaiman. Namun ternyata Balqis memiliki pandangan yang lebih jauh ke depan, tatkala dia berkata:

“bahwa raja-raja apabila memasuki suatu negeri niscaya mereka membinasakannya. Dan mereka menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat”. (An-Naml: 34)

Ratu Balqis menjawab: Maka dalam menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan cuba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya nanti.

Di sini telah nampak kebijaksanaan dan kecerdasan Ratu Balqis. Dia lebih menganjurkan untuk terlebih dahulu mengirimkan hadiah kepada Sulaiman, dengan harapan semoga Sulaiman akan lunak hatinya bahkan berubah fikiran sama sekali. Para pembesar juga terpaksa bersetuju dengan pendapat Ratu Balqis. Maka diutuslah beberapa pembesar untuk menghadap Sulaiman seraya membawa persembahan hadiah.

Sesampainya para utusan di depan Sulaiman, utusan Allah ini berkata:

Apakah patut kamu mengulurkan harta kepadaku? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka. Sungguh Kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya” (An-Naml: 36-37)

Utusan itu kembali ke negeri Saba dan menceritakan pengalaman yang dialami di Yaman kepada Ratu Balqis. Maka tatkala Ratu Balqis mendengar jawaban yang disampaikan para utusannya, tahulah ia siapa dan betapa kuatnya Sulaiman dan bala tentaranya. Maka dikumpulkannyalah seluruh tentara dan pengawal peribadinya untuk menuju Syam demi menemui Sulaiman.



Keinginan Ratu Balqis itu sebenarnya telah diketahui oleh Nabi Sulaiman terlebih dulu kerana sewaktu mesyuarat Ratu Balqis bersama pembesarnya, si burung hud-hud yang bijaksana ada di sana bagi mengintip segala rancangan mereka. Setelah mengetahui rancangan Ratu Balqis, burung hud-hud pun kembali menghadap Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman memerintahkan tenteranya, terdiri daripada manusia, haiwan dan jin untuk membuat persiapan bagi menyambut kedatangan Ratu Balqis. Nabi Sulaiman juga memerintahkan pasukannya supaya membawa singgahsana Ratu Balqis ke istananya.

bersambung...

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails