bloguez.com

Thursday, January 21, 2010

Singgahsana Ratu Balqis dipindahkan...

Sambungan kisah Hud-Hud...

Nabi Sulaiman pun bertanya kepada pembesar-pembesarnya:
Surah An-Naml ayat 38; Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya (Ratu Balqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri.”
Surah An-Naml ayat 39; Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”

Surah An-Naml ayat 40; Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari buku-buku: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgahsana tersebut itu terletak di hadapannya, iapun berkata :” Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencuba apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmatNya. Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan baransiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Mulia.”

Lalu manusia yang memiliki ilmu itu pun memindahkan istana Ratu Balqis.

Apabila Ratu Balqis tiba ditanya Sulaiman: "Seperti inikah singgahsanamu?" Dijawab Ratu Balqis: "Ya, memang sama apa yang seperti singgahsanaku". Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman. Namun, ketika berjalan di istana itu, sekali lagi Ratu Balqis terpedaya, kerana menyangka air pada lantai istana Sulaiman, sehingga menyelak kainnya.

Firman Allah yang bermaksud: Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia (Ratu Balqis) melihat lantai istana itu, dikiranya air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya.Berkatalah Sulaiman; "Sesungguhnya ia istana licin yang diperbuat daripada kaca". Berkatalah Balqis; "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam."

Peristiwa itu menyebabkan Ratu Balqis berasa sangat aib dan menyedari kelemahannya, sehingga dia memohon ampun atas kesilapannya selama ini dan akhirnya dia diperisterikan oleh Nabi Sulaiman.

"Oh,Tuhanku," Ratu Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, "Aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan kurnia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang."

Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman pada akhirnya kahwin dengan Balqis dan dari perkahwinannya itu lahirlah seorang putera.

Burung Hud-Hud menghantar surat dakwah...

Sebelum menyambung kisah yg lepas, sedikit info mengenai Kerajaan Saba'.

Kerajaan Saba merupakan salah satu kerajaan kuno terbesar di daerah Yaman yang hadir pada tahun sebelum Masehi dan sebelum Islam disebarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Ibu kotanya adalah Maa’rib, sebuah kota di dekat Sana’a, ibukota Yaman sekarang. Sangat besarnya kekuasaan kerajaan ini, para sejarawan menyimpulkan bahwa luas daerah wilayahnya lebih luas dari wilayah Yaman sekarang. Banyak ahli yang menyebutkan bahwa Habsyah yang sekarang dikenal dengan Etiopia dahulunya masuk ke dalam kawasan kekuasaan kerajaan Saba.


Yang menjadikan kerajaan ini masuk ke dalam catatan sejarah Al-Quran adalah adanya salah satu ratu yang memerintahnya iaitu Ratu Balqis. Namun banyak di antara ahli tafsir yang mengatakan bahwa nama tersebut masuk ke kalangan umat Islam dengan media Israiliyyaat, dongeng turun temurun orang Israel yang mereka akui bersumber dari kitab Taurat.

Terlepas dari hal itu, Ratu Balqis menjadi orang ketujuh-belas yang memerintah kerajaan Saba’. Yang memerintah sebelumnya adalah ayahandanya, raja Hadhad bin Syarhabil. Para sejarawan beranggapan bahawa Ratu Balqis menaiki takhta menggantikan ayahnya disebabkan tidak adanya anak putra yang dilahirkan untuk menggantikannya. Dalam masa pemerintahannya sebagai kepala kerajaan, Ratu Balqis banyak menerima cobaan dan ujian berat. Semua itu membuktikan kepiawaiannya sebagai ratu yang berhak dan kompetennya untuk memimpin kaum dan rakyatnya. Sejak diangkat sebagai ratu, para ahli dan pembesar kaumnya tidak yakin dengan kepemimpinan seorang wanita. Banyak hasrat yang dipendam oleh raja-raja di sekitar Saba untuk menakluk dan menguasai kerajaan ini. Salah satunya adalah Raja ‘Amr bin Abrahah dengan jolokan nama Dzul Adz’ar.


Maka datanglah Dzul Adz’ar dengan segenap bala tentaranya untuk menakluk kerajaan Saba’ dan menawan ratunya. Namun dengan kebijaksanaan dan pengawasan yang tajam yang dimiliki Ratu Balqis, Dzul Adz’ar tewas dengan tusukan pisau di lehernya. Dan semenjak itu Balqis memerintah kaumnya dengan penuh hikmah, adil dan bijaksana. Dalam kekuasaannya, Saba' meraih kegemilangan. Salah satu pencapaian yang diukir oleh Ratu Balqis adalah dengan terbinanya empangan yang terkenal "Sad (Empangan) Maa’rib". Nama kerajaan ini menjadi terkenal di kawasan Arabia dan sebahagian Eropah. Dalam sejarah Yunani kuno disebutkan bahawa pada zamannya terjadi transaksi perdagangan di antara pedagang-pedagang Saba dan Yunani. Bahkan para pedagang Yunani yang telah mengunjungi kerajaan Saba menyebutkan bahawa masyarakat Saba merupakan masyarakat yang memiliki tamadun peradaban paling maju di era itu.


Pada saat kerajaan Saba di bawah pemerintahan ratunya sedang berada dalam puncak kegemilangan, Nabi Sulaiman Alaihissalam telah menjadi salah satu raja terkenal di antara Bani Israil di kawasan Palestina (Syam). Sulaiman dikaruniakan Allah kemampuan untuk berkomunikasi dan menakluk golongan haiwan dan jin. Maka tidak hairanlah jika dari skala bala tentara, jumlah yang dimiliki Nabi Sulaiman lebih besar daripada bala tentara Saba'.


Berbalik pada cerita si hud-hud kelmarin. Setelah mendapat perintah daripada Nabi Sulaiman, maka burung hud-hud pun membawalah surat dakwah yang dikirim oleh baginda kepada Ratu Balqis. Hud-hud terbang kembali menuju ke Saba' dan setibanya di atas istana kerajaan Saba' dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas takhtanya. Baginda terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Baginda lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi:

"Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri."


Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman yang diterimanya itu. Hal ini diabadikan dalam Al-Quran sebagaimana Balqis berkata:

“Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)” (An-Naml: 32)

Ketika itu Kerajaan Saba telah terkenal di antara raja-raja lainnya sebagai salah satu kerajaan terkuat dengan bala tentaranya yang tangguh. Maka para menteri ketika membaca surat itu menganggap bahawa Sulaiman meremehkan mereka.Maka para menteri itu berkata:

“Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu. Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”. (An-Naml: 33)

Hal ini mengisyaratkan bahwa mereka lebih memilih perang daripada berserah diri kepada kekuasaan Sulaiman. Namun ternyata Balqis memiliki pandangan yang lebih jauh ke depan, tatkala dia berkata:

“bahwa raja-raja apabila memasuki suatu negeri niscaya mereka membinasakannya. Dan mereka menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat”. (An-Naml: 34)

Ratu Balqis menjawab: Maka dalam menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan cuba melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya nanti.

Di sini telah nampak kebijaksanaan dan kecerdasan Ratu Balqis. Dia lebih menganjurkan untuk terlebih dahulu mengirimkan hadiah kepada Sulaiman, dengan harapan semoga Sulaiman akan lunak hatinya bahkan berubah fikiran sama sekali. Para pembesar juga terpaksa bersetuju dengan pendapat Ratu Balqis. Maka diutuslah beberapa pembesar untuk menghadap Sulaiman seraya membawa persembahan hadiah.

Sesampainya para utusan di depan Sulaiman, utusan Allah ini berkata:

Apakah patut kamu mengulurkan harta kepadaku? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka. Sungguh Kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya” (An-Naml: 36-37)

Utusan itu kembali ke negeri Saba dan menceritakan pengalaman yang dialami di Yaman kepada Ratu Balqis. Maka tatkala Ratu Balqis mendengar jawaban yang disampaikan para utusannya, tahulah ia siapa dan betapa kuatnya Sulaiman dan bala tentaranya. Maka dikumpulkannyalah seluruh tentara dan pengawal peribadinya untuk menuju Syam demi menemui Sulaiman.



Keinginan Ratu Balqis itu sebenarnya telah diketahui oleh Nabi Sulaiman terlebih dulu kerana sewaktu mesyuarat Ratu Balqis bersama pembesarnya, si burung hud-hud yang bijaksana ada di sana bagi mengintip segala rancangan mereka. Setelah mengetahui rancangan Ratu Balqis, burung hud-hud pun kembali menghadap Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman memerintahkan tenteranya, terdiri daripada manusia, haiwan dan jin untuk membuat persiapan bagi menyambut kedatangan Ratu Balqis. Nabi Sulaiman juga memerintahkan pasukannya supaya membawa singgahsana Ratu Balqis ke istananya.

bersambung...

Friday, January 15, 2010

Kisah Hud-Hud, burung pengintip Nabi Sulaiman Alaihissalam

Assalamualaikum sahabat sekalian...Malam ni ape kate kite bercerita dengan anak-anak kite mengenai kisah burung hud-hud, si burung pengintip Nabi Sulaiman Alaihissalam..




Kisah ini tersebut dalam firman Allah S.W.T:-

Dari Surah Al-Naml ayat 20 hingga ayat 44 yang bermaksud :

"Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah ia termasuk yang tidak hadir?” (20) Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.(21) Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud) lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari Negeri Saba’ membawa suatu berita yang meyakinkan(22). Sesungguhnya, telah kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar”( 23) Aku(burung hud-hud)dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan syaitan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka,sehingga menghalangi mereka dari jalan Allah,maka mereka tidak mendapat petunjuk. (24) Mereka (juga) tidak menyembah Allah yang Mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang Mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan yang kamu nyatakan(25). Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia,Tuhan yang mempunyai ‘Arasy yang agung( 26). Dia (Sulaiman) berkata, “Akan kita lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta(27). Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan”(28)….


Alkisah –dalam sebuah penafsiran- bahawa setelah membangunkan Baitulmuqaddis, setibanya di San'a - ibu kota Yeman , ia memanggil burung hud-hud sejenis burung belatuk untuk disuruh mencari sumber air di tempat yang kering tandus itu.Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan dan uzur yang nyata. Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata:  
“Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini” (An-Naml: 22)
“Sungguh, kudapati yang memerintah mereka ,dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar” (An-Naml: 23)
“Aku dapati dia dan kaumnya menyembah matahari,bukan kepada Allah dan setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka,sehingga menghalangi mereka dari jalan Allah,maka mereka tidak mendapat petunjuk” (An-Naml: 24)
“Mereka (juga) tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan yang kamu nyatakan” (An-Naml: 25)
“Allah,tidak ada Tuhan melainkan Dia,Tuhan yang mempunyai ‘Arasy yang agung” (An-Naml: 26)


Nabi Sulaiman yang terkenal dengan kematangan akal dan hikmahnya tidak merespon kecuali dengan berkata:  "Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu kerana berita yang engkau bawakan ini yang aku anggap penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti perkembangan selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini.  
"Akan kita lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta” (An-Naml: 27)
 

Dapatkan e-bedtime storybook yg pertama di Malaysia di
http://www.ceritaanakku.com

Wednesday, January 13, 2010

Petir dan Halilintar yang dahsyat- Azab Allah terhadap Kaum Thamud

hmmm..kejap je dah ari rabu..jom kite sambung cerite Nabi Saleh aritu...Unta baginda dah dibunuh dan ade pulak rancangan nak bunuh baginda..tapi tak jadi.. dan skrg, mereka hanya menunggu mase utk merasai azab Allah yg amat pedih...

sahabat skalian...

Nabi Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan tanda-tanda, iaitu:

1. Pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidur, wajah mereka menjadi kuning
2. Pada hari kedua akan berubah menjadi merah
3. Pada hari ketiga jadi hitam
dan pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.

Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaum kelompok sembilan orang iaitu kelompok pembunuh unta merancang melakukan pembunuhan ke atas diri Nabi Saleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu. Mereka mengadakan pertemuan rahsia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui identiti mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapapun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
 

Ketika mereka datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap-gelita dan sunyi-senyap jatuhlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan yang seketika merebahkan mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindungi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang kafir.

Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan.



So, moral of the story yg dapat diambil dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahawa dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat yang negatif dapat membinasakan masyarakat itu seluruhnya.

Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa dan hancur, bahkan tersapu bersih di atas bumi kerana dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S. Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf, nahi mungkar. Ini kerana dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan perlindungan kita, kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu. Bersikap acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu.

Same-samelah kite ambil iktibar ye...

Sunday, January 10, 2010

Kematian Unta Betina Nabi Saleh



Nabi Saleh sedar bahawa tentangan kaumnya, yang menuntut bukti daripadanya berupa mukjizat itu, adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. Nabi Saleh membalas tentangan mereka dengan menuntut janji dengan mereka apabila dia berhasil mendatangkan mukjizat yang mereka minta bahawa mereka akan meninggalkan agama dan penyembahan mereka dan akan mengikuti Nabi Saleh dan beriman kepadanya.

Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud, berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdapat di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.


Dengan menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada mereka: " Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah dia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah, dia mempunyai giliran untuk mendapatkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minuman bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya apabila kamu mengganggu binatang ini." Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendapat gangguan dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yang diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta Nabi Saleh itu datang minum, tiada seekor binatang lain berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.



Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pengaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilangkan banyak keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Saleh yang bermaharajalela di ladang dan kebun-kebun mereks serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya.


Persekongkolan diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam oleh Nabi Saleh apabila untanya diganggu di samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka, muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya yang akan menyerah dirinya kepada siapa yang dapat membunuh unta Saleh. Di samping janda itu, ada seorang wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta itu.




Dua macam hadiah yang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yang dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh telah mati dibunuh.

Dengan bantuan tujuh orang lelaki bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya dilalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat ia minum dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda' yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.

Dengan perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang mendapat sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang- gemilang. Berkata mereka kepada Nabi Saleh:" Wahai Saleh! Untamu telah mati dibunuh, cubalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya."
     




Nabi Saleh menjawab:" Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset. Kamu boleh bersuka-ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan takdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang."

Ada kemungkinan menurut ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya, Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka sedar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.

Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi...

Nak tahu sambungannye...esoklaaa...

Kaum Thamud terkejut mendengar seruan Nabi Saleh...

Sambungan...

Sahabat sekalian,

Sambungan kisah semalam, Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya pesuruh disisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula, Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjuk oleh-Nya dengan perantara iaitu seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.

Nabi Saleh mengenalkan mereka tentang Tuhan yang sepatutnya mereka sembah,Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mereka, menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup mereka, mencipta binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mereka dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin. Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.




Nabi Saleh memperingatkan mereka bahwa dia juga adalah seorang saudara daripada mereka, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka. Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada mereka bahwa dia adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup dan sesudah mereka mati di akhirat kelak. Dia berharap yang kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan bersungguh-sungguh apa yang dia serukan dan anjurkan agar mereka segera meninggalkan penyembahan kepada patung berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon keampunan kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mereka lakukan. Allah Maha Dekat kepada mereka dengan mendengarkan doa mereka dan memberi keampunan kepada yang bersalah apabila dimintanya.

Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri. Maka serentak ditolaknya ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:
                 "Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbanganmu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan. Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami? Engkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk selama-lamanya. Kami sesekali tidak akan meninggalkannya kerana seruanmu dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu bahkan meragui kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti jejakmu."

Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat seksaan dan azab dari Allah kerana menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu dapat terjadi ke atas mereka jika mereka tidak mahu menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah daripada mereka atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mereka.

Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakannya terdiri dari orang-orang yang berkedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mereka yang tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kepadanya:" Wahai Saleh! Kami kira bahawa engkau telah dirasuk syaitan dan terkena sihir. Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau tidak sedar yang engkau telah mengeluarkan kata-kata yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau. Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu. Jika engkau merasa bahwa engkau cerdas dan cergas dan mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dengan mencerca penyembahan kami dan nenek moyangmu sendiri. Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih dahulu.

Nabi Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai balasan atas usahaku memberi penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah dan daripada-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku. Janganlah sesekali kamu harapkan bahawa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk melanjutkan penyembahan nenek moyang kami yang jahil itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan seruanmu itu."

Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutnya dan berpihak kepadanya, para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang makin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Saleh dan untuk membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.

Kisah Nabi Saleh dan Unta Betina

Assalamualaikum dan salam motivasi,

Untuk memulakan cerita ummi ari ni,jom dengar dulu syair pembukaan tentang kisah Nabi Saleh dan Unta Betinanya.

Tersebutlah kisah, suatu cerita,
Buat pedoman kita bersama,
Nabi Saleh dan unta betinanya,
Dibunuh Thamud kaum yang derhaka.

Bismillahirrahmanirrahim...Cube kite bukak Al-quran, Surah Al-Qamar ayat 25 hingga ayat 32 yang bermaksud :

"Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Pastilah dia (Nabi Saleh) seorang yang sangat pendusta dan sombong.(25) Kelak mereka akan mengetahui siapa yang sebenarnya sangat pendusta dan sombong itu.(26) Sesungguhnya Kami akan Mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka tunggulah mereka dan bersabarlah (wahai Saleh).(27) Dan beritahulah kepada mereka bahawa air itu dibahagi di antara mereka (dengan unta betina itu); setiap orang berhak mendapat giliran minum.(28) Maka mereka memanggil kawannya lalu dia menangkap (unta itu) dan memotongnya.(29) Maka betapa dahsyatnya azab-Ku dan peringatan-Ku. (30) Kami kirimkan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti batang-batang kering yang lapuk. (31) dan Sungguh ; telah Kami Mudahkan Al-Quran untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (32) Sodaqallahullazim...


# Kisah Nabi Saleh sebenarnya banyak diceritakan di dalam Al-Quran, terkandung dalam 72 ayat, di dalam 11 surah. Antaranya Surah Al-A'raaf, ayat 73 hingga 79, Surah Hud ayat 61 hingga ayat 68, Surat Al-Hijr, Surah Al-Fajr, Surah Asy-Syams, Surah Qaf, Surah Al-Israa’, Surah Adz-Dzariyaat, Surah Fussilat, Surah Al-Haaqqah dan banyak lagi...#


Ok, untuk memulakan cerita, jom kite kenal, siape dia Nabi Saleh ni...Fakta-fakta ni saye ambil dari Wikipedia Bahasa Malaysia, saye masukkan skit gambar utk ilustrasi..bagi feel skit..dan tambah skit dialog slambe org bercerite...takut boring plak bace...jom mule..


Siapa dia Nabi Saleh?


Menurut salasilah, Nabi Saleh Alaihissalam adalah putra kepada 'Ubaidah bin Tsamud bin 'Amir bin Iram bin Sam bin Nuh AS. Kirenye, Nabi Saleh ni keturunan Nabi Nuh Alaihissalam laa...Baginda diutuskan kepada kaum Tsamud yang hidup di atas bekas runtuhan kaum Aad (kaum Nabi Hud). Name kaum Thamud ni diambil daripada name moyang diorang seperti yang saye nyatakan kat atas tadi (Ubaidah bin Thamud). Bangsa Tsamud ni sebenarnya lebih pandai daripada kaum Aad. Setelah kaum Aad binasa, negeri mereka menjadi tandus dan kering. Kemudian negeri ini dibangun kembali oleh kaum Tsamud, sehingga menjadi negeri yang hijau dan makmur.


Akan tetapi, same macam kaum Aad yang terdahulu, kaum Tsamud pun menjadi sombong dan lupa diri dengan kehebatan yang mereka miliki tu..macam biaselaa..bile kuat, mereka yang kuat akan menekan mereka yang lemah atau yang xde pengaruh ni. Mereka pun tidak mau mendengarkan dakwah Nabi Saleh AS.


Iklan skit...daripada fakta lain, Tsamud ni adalah nama suatu suku yang dimasukkan bahagian dari bangsa Arab oleh ahli sejarah dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama " Alhijir " terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin taufan yang dikirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.Cube tengok kat bawah ni, kat mane letak Hijaz tu...




Sumber-sumber sejarah ade mengungkap, sekelompok orang yang disebut dengan Tsamud ni benar-benar pernah ada. Masyarakat al-Hijr (batu) sebagaimana disebutkan dalam Alquran adalah sama dengan kaum Tsamud. Nama lain dari Tsamud adalah Ashab al-Hijr. Kata ‘Tsamud’ adalah nama dari suatu kaum, sedangkan kata al-Hijr adalah salah satu di antara beberapa kota yang dibangun oleh orang tersebut. Seperti umat Nabi Hud yaitu kaum ‘Ad, ahli geografi Yunani yang bernama Pliny menggambarkan bahwa Domatha dan Hegra adalah lokasi tempat tinggal kaum Tsamud. Tempat tersebut hingga kini dikenal dengan nama Kota Al-Hijr.

Sumber tertua yang berkaitan dengan kaum Tsamud adalah hikayat kemenangan Raja Babilonia Sargon II (abad ke-8 SM) yang mengalahkan orang-orang ini dalam pertempuran di Arabia selatan. Bangsa Yunani juga menghubungkan kaum ini sebagai ‘Tamudaei’, yakni ‘Tsamud’ sebagaimana ditulis Aristoteles, Ptolomeus, dan Pliny. Kaum Tsamud ini diperkirakan hidup pada abad ke-8 Sebelum Masehi, sekitar tahun 800-an SM.


Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang rata dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram, sejahtera, dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alam dan mengaku bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.


Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkorban, tempat mereka meminta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan. Mereka tidak dapat melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dapat mereka jangkau dengan pancaindera.




bersambung.....

p.s: Utk ringkasan cerita bagi kanak-kanak, lawati:
http://www.ceritaanakku.com

Tuesday, January 05, 2010

Apa makna bercerita???

Assalamualaikum....

Untuk first post bagi blog ceritaanakku.com ni, jom kite same2 tengok ape makna cerita dan bercerita....

Disebabkan saye suke bace Kamus Dewan DBP mase sekolah dulu (especially kalo nak siapkan text untuk syarahan, bahas atau pidato), so saye akan berikan tafsiran makna kata akar "cerita" menurut kamus dewan dan kata terbitan-kata terbitannya sekali...

Tuan-tuan dan puan-puan skalian;(ceh..tringat plak zaman pidato skolah dulu..)

Menurut Kamus Dewan edisi 1994 (kamus dewan lame..malas nak bli baru..mahal..),

"cerita" atau "ceritera" boleh membawa maksud:-

1. kisah, riwayat, tuturan (mengenai sesuatu peristiwa, kejadian dan lain-lain)
cth ayat: masing-masing termenung mendengar ceritanya...

2. karangan atau lakonan yang mengisahkan peristiwa (kejadian dll) baik rekaan atau betul-betul terjadi.
cth ayat: cerita di dalam buku itu sangat menyedihkan...

3. kiasan "cakap kosong", perkatan-perkataan yang tiada kebenarannya
cth ayat: ah! itu cuma cerita saja

Cerita Berbingkai ~ suatu cerita yang mempunyai banyak cerita lain sprt Hikayat Bakhtiar dll
Cerita Binatang ~ cerita rekaan berkenaan binatang sprt cerita Sang Kancil dll
Cerita Pendek ~ cerita yang pendek ( tetapi membentangkan cerita yang lengkap) sprt cerpen
Cerita Tamsilan ~ cerita kiasan yang mengandungi ajaran (biasanya binatang menjadi pelakunya)

Bercerita - mengisahkan sesuatu cerita, bercakap, berbual.
cth ayat : "mereka asyik bercerita tentang hal-hal yang aku tidak mengerti"


Bercerita panjang - kiasan menyatakan isi hati.

Menceritakan -
1. mengisahkan sesuatu kepada : demikianlah yang diceritakan oleh yang empunya cerita
2. mengkhabarkan (memberitahukan, mengatakan dll) sesuatu ; saya takut hendak menceritakan rahsia itu kepadanya

Ceritaan - cerita (Jakarta)

Penceritaan - perihal menceritakan: cara penceritaan dan pengutaraan wataknya agak istimewa

Pencerita - orang yang bercerita : akulah pencerita, pelakon dan pengarah sandiwara itu.

Ok..cukupla untuk permulaan blog yang baru dibina ni..pasni, kite akan mula bercerita...dan saye juge akan berikan beberapa tips tentang bercerita..khususnya..cerita antara ibu dan anak...cerita antara cikgu ngan murid dah banyak sgt blog2 lain buat...

WallahuA'lam...
Related Posts with Thumbnails